

SIRI 1
Di kalangan public secara umum, Amerika Serikat adalah negara democrat, system dictator tak punya tempat di sana. Berdasarkan tuntutan demokrasi, suara mayoritas public adalah motor politik Amerika. Namun, perang terakhir yang digelar di Irak mengungkap kedok ketidak benaran persepsi di atas. Di saat jutaan orang di Amerika sendiri dan jutaan lainnya di belahan dunia lain melakukan unjuk rasa mengecam invasi pasukan koalisi ke Irak tersebut, Presiden Amerika George W. Bush – setelah melakukan ritual khusus – mengumumkan bahwa perang terhadap Irak adalah langkah awal mensosialisasikan demokrasi di kawasan Timur Tengah.
Realita yang mengatakan bahwa Presiden Amerika hanya mengambil keputusan final tidak berdasarkan suara rakyat mayoritas bukan hal baru dalam sejarah Amerika. Presiden Amerika memiliki wewenang luas dalam bidang politik luar negeri. Tidak mungkin menafsirkan kekuasaan presiden Amerika dalam hal ini dengan hanya memperhatikan apa yang diputuskan oleh undang-undang untuk presiden Amerika dalam urusan politik luar negeri. Kewenangan-kewenangan yang ditentukan oleh undang-undang ini memang terbatasi jika dibandingkan dengan kewenangan-kewenangan yang dipraktekkan sesungguhnya di lapangan. Sebagai realisasi pasal 2 undang-undang ini, berdasarkan rekomendasi dan kesepakatan kongres Amerika presiden memiliki wewenang menetapkan perjanjian kesepakatan dan menunjuk dubes dan menteri. Selain masalah ini dalam pasal ini, hal-hal lain soal wewenang politik luar negeri kecuali hanya isyarat.
Sejumlah proyek dari kongres Amerika turut memberikan kewenangan presiden Amerika lebih luas dalam bidang politik luar negeri. Contohnya, keputusan Vandenberg tahun 1949. kongres mendukung pendirian koalisi abadi Amerika dengan Eropa yang lebih dikenal dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Di sisi lain Kongres juga memberika kewenangan luar kepada presiden Amerika soal peran (intervensi) Amerika Serikat dalam konflik internasional. Misalnya, keputusan khusus mengenai semenanjung Permuza (1955) Timur Tengah (1957), Kuba (1962) dan Berlin (1962).
Kesimpulannya, keleluasaan kewenangan presiden Amerika dalam bidang politik luar negeri tergantung juga kepada kemampuan presiden untuk menuver dalam krisis-krisis yang ada pasca perang dunia kedua. Disamping undang-undang wewenang presiden menetapkan kesepakatan perjanjian juga ada sejumlah prinsip-prinsip yang menilai sejumlah orientasi politik luar negeri. Di antara prinsip ini adalah apa yang dikeluarkan oleh Turman, Eisenhower, Johnson, Nixon, Charter. Presiden juga memiliki wewenang penting dalam mengakui atau tidak mengakui negera-negara dunia atau mengirim tentara militer ke luar atau mendirikan pangkalan militer Amerika di negara lain, ditambaha masalah-masalah politik luar negeri yang menggambarkan orientasi politik luar negeri Amerika.
Jika presiden Amerika memiliki wewenang luas dalam masalah politik luar negeri, maka bagaimana wewenang ini digunakan dalam memberikan solusi terhadap konflik Arab Israel?
Penulis paparkan kebijakan pemerintah Amerika secara sepihak soal konflik Arab Israel mengenai masalah Al Quds (Jerusalem), ini akan mewakili peran, logika, ideology, histories Israel. Sebab Al Quds juga pondasi utama. Ini tampak pada reaksi Ben Gorion di harian Jepang edisi Juni 1967 yang menyimpulkan sikap Israel secara utuh;”Sesungguhnya Israel akan menarik diri dari Sinai setelah melakukan penandatangan damai dengan Mesir. Hal yang sama akan terjadi dengan Suriah. Adalah di Tepi Barat (Palestina), maka akan didirikan negara yang memiliki pemerintah tersendiri dengan pengawasan PBB, namun kami Israel akan mempertahankan Al Quds untuk selamanya. Meski pun PBB sudah mengeluarkan sejumlah keputusan-keputusan, Al Quds pernah menjadi ibu kota Israel selama 3000 tahun dan akan tetap menjadi ibu kota Israel di masa depan.”
Kembali ke kebijakan Amerika soal Al Quds. Jika melihat keberpihakan terang-terangan Amerika terhadap Israel, maka tak heran bila mayoritas pemimpin Amerika mendukung Al Quds sebagai ibu kota Israel dan tidak ada hak di sana buat Palestina. sebagian pemimpin Amerika menganggap lebih baik menunda masalah Al Quds untuk dibahas dalam perundingan final.
Nabel Mohammad Al Suhli (Shuun Arabi edisi 116/2003) menilai bahwa kebijakan-kebijakan Amerika soal Al Quds bisa dibagi menjadi beberapa fase dari 2001 – 1948. di akhir 1948 PBB mengeluar undang-undang no 181 yang merekomendasikan menjadikan Al Quds sebagai eksistensi terpisah yang patuh terhadap hukum khusus internasional. Amerika mendukung keputusan ini. Namun segera sikapnya terhadap keputusan 181 diubah dengan ganti mengadopsi gagasan pendirian Dewan Bersama Arab Israel dan meminta agar menginternasionalisasikan tempat-tempat suci dan bukan semua kota Al Quds.
Juni 1967, sepekan pasca gencatan senjata, Presiden Lyndon Baines Johnson mengeluarkan proyek khususnya sikap yang memanaskan konflik Timteng. Proyek ini menegaskan bahwa Amerika menolak kembalinya Israel ke perbatasan wilayah jajahan sebelum Juni 1967. maka keuntungan-keuntungan kawasan regional dari perang yang terjadi tidak mungkin dilepaskan Israel. Namun PBB mengeluarkan dua keputusan no: 2253 dan 2254 pada 14 Juli 1967 yang meminta Israel menghentikan semua prosedur yang mengubah status kota Al Quds dan mengaggalkan semua prosedur (kebijakan) yang ada. Tidak ada wakil Amerika Serikat di PBB kecuali semuanya menolak memberikan suara (abstain) terhadap dua keputusan PBB ini.
Seiring diangkatnya presiden Nixon tahun 1968, diajukan proyek yang lebih banyak mengandung kerja sama dengan pihak Arab dibanding dengan pendahulunya Johnson. Proyek kali ini mencakup sejumlah revisi terkait dengan masalah Al Quds; di antaranya tidak mengakui Al Quds sebagai ibu kota Israel dan tidak memindahkan dubes Amerika ke sana. Ini berlangsung hingga fase Amerika menilai Al Quds sebagai wilayah jajahan selama fase 1970 – 1971 dimana George Bush senior yang menjadi dubes Amerika di wilayah internasional 25 September 1971.
Kemudian tiba fase presiden James Earl Carter yang menetapkan kesepakatan Cam David dengan Presiden Anwar Sadat. Kesepakatan terkenal ini tidak mampu menemukan solusi doal Al Quds. Namun secara umum, Charter memiliki konsistensi dalam hal ini dan ia menegaskan bahwa memisahkan Al Quds dari semua wilayah jajahan dan menyikapinya dengan cara berbeda serta menjamin kebebasan mengunjungin tempat-tempat khusus bagi semua warga tanpa memandang kelompok agama.
"(Saya terima artikel ini melalui e-mail). "Buku ini telah diterbitkan di
pasaran buku London selama 5 hari sebelum ditarik balik kerana dikhuatiri
akan menyebabkan serangan dan diskriminasi terhadap orang Hindu di dunia
Arab. Sumber maklumat ini adalah daripada U.A.E. Penerbitan Siaran Sharjah
disampaikan oleh Ra'ad dan program bernama "Penulisan Luar". Book Title :
"All Hindus Wake up" (Buku Berjudul : "Semua Hindu Bangunlah"). Subheading :
"The protocols for Hindu leaders" (Tajuk kecil : "Protokol untuk Ketua
Hindu". The Author : Dr.R. Singh (Pengarang : Dr. R. Singh)
These are 13 of the protocols mentioned
(Ini adalah kesemua 13 protokol yang diketengahkan) :
1. Hindus must consider the state of Israel as its most friendly ally due to
its negative at! titude towards muslims.
(1. Orang Hindu mesti anggap bahawa Israel adalah sekutu terbaik memandangkan sikapnya yang negatif terhadap
orang Islam).
2. Spread Sinful acts and values within muslim communities.
(2. sebarkan kemungkaran dan nilai-nilai buruk dikalangan orang muslim).
3. Hindu temples must be built in all places possible! and to be visited
every day. Also the statue of "Ram" (their god name) to be placed in the
work place.
(3. Kuil Hindu mestilah didirikan di semua tempat dan mestilah
diziarahi setiap hari. Dan berhala "Ram" mestilah ditempatkan di tempat
kerja).
4. Regular meetings are to be held to plan ways in working against Islam.
(4. Mesyuarat mestilah sering diadakan untuk merangka plan menentang Islam)
5. Distribution of drugs and prostitution to be carried out within muslim
countries and communities.
(5. Edarkan dadah dan pelacur dikalangan Negara Islam dan komunitinya) .
6. Sexual relationships with muslim women is encouraged to ensure the
production of Hindu babies within muslim communities.
(6. Jalinkan hubungan seksual dengan wanita Islam untuk pastikan anak2 Hindu dila hirkan dikalangan mereka).
7. If you are a pharmacist or doctor, try at all costs to enduce congenital
! defects in the foetus.
(7. Jika anda seorang doktor atau ahli farmasi, cuba sebaiknya untuk mencacatkan janin).
8. If you are a nurse or doctor, whisper "Ohm" into the new-born's ear.
(like azan)
(8. Jika anda sorang doktor bidan, bisikkan "Ohm" ke telinga anak yang baru lahir (sepertimana azan orang Islam)
9. Try to spoil or damage goods in muslim shops if you are employed by them.
(9. Cuba rosakkan barang jualan dalam kedai orang Islam sekiranya anda
bekerja di kedai mereka).
10. Become their friends, gain their trust and stab them in the back.
(10.Ja dila h sahabat mereka, dapatkan kepercayaan dan kemudian tikam belakang mereka).
11. Turn others against them.
(11. Jadikan orang lain memusuhi Islam).
12. If you work in their homes, try to influence their children or wives way of thinking.
(12. Jika anda bekerja di rumah mereka, cuba pengaruhi cara anak2 dan isteri mereka berfikir).
13. Wear a black string around your wrist.
(13. Pakailah tali hitam di pergelangan tangan anda).
Perkara ini telah berlaku di Perak,ini lah kerisauan yang dialami oleh Mufti
Perak...
May you please send this to as many Muslims as you can, it is your duty as a
muslim. (TOLONG SEBARKAN KEPADA SERAMAI MUNGKIN ORANG ISLAM).
BERGETAR JANTUNG KU, MENYIRAP DARAH KU,
TIDAK KU TAKUT MAHU PUN GENTAR,
KERANA AGAMA DAN BANGSA YANG TERCINTA,
AKAN KU TENTANG HINGGA KE TITISAN DARAH YANG TERAKHIR...
ALLAH HU AKBAR!...ALLAH HU AKBAR!..ALLAH HU AKBAR!"
Saudara seiman dan seakidah sekalian,
Seorang pelajar Malaysia yang sedang menuntut dalam Jurusan Syariah di University of Yarmouk, Irbid (terletak kira-kira 150 km ke utara dari Amman, Jordan),
Saudari Nabilah Huda binti Zaim
telah disahkan menghidap Leukemia tahap kronik dan
memerlukan pembedahan pemindahan tulang sum-sum pada bulan Disember ini.
Kos pembedahan ialah sebanyak RM70 000 (RM50 000 untuk pembedahan dan RM20 000 untuk rawatan susulan)
dan ia tidak ditanggung oleh penaja beliau, Majlis Agama Islam Negeri Sembilan (MAINS).
Sehubungan dengan itu, saya berbesar hati untuk sama2 membantu dan mengajak rakan2 semua untuk sama2 menyumbang bagi menampung pembedahan beliau.
Tidak kira banyak atau sedikit, usaha kecil kita ini insyaAllah membantu.
Untuk sebarang pertanyaan, boleh berhubung terus dengan
Saudara Zaim Bin Shaari (bapa Nabilah) di talian +6013-3521226.
Sumbangan daripada para dermawan bolehlah dibankkan terus ke akaun-
(Maybank Zaim bin Shaari 162517025794)
Aneka Ekspresi Bayi Saat Terlahir, Lucu..!!
Berikut merupakan ekspresi hari pertama para bayi terlahir ke dunia yang penuh dengan kekejaman...
Dengan suaranya yang lantang dan tegas menghadapi kezaliman-kezaliman pihak pemerintah ketika itu yang diketuai oleh Perdana Menteri Tun.Dr Mahathir bin Mohamad, setiap majlis-majlis pidatonya pasti dihadiri oleh ribuan pendengar dikalangan penyokong dan pendokong gerakan Islam. Internal Security Act (ISA) yang dikuatkuasakan oleh pemerintah adalah merupakan diantara perkara yang sangat kuat ditentang oleh beliau selain dari sikap pemerintah yang dilihat tidak memandang Islam sebagai ‘Aqidah Negara serta jalan penyelesaian masalah ummah. Ditambah lagi dengan peribadi pemerintah yang dicemari amalan korupsi dan sebagainya membuatkan Ust Ibrahim begitu bersungguh dalam memberi semangat kepada ahli PAS agar berazam untuk membuat perubahan dalam kepimpinan Negara.
Sokongan dan dokongan kuat dari ribuan umat Islam di Malaysia yang mencintai perjuangan Islam menjadi ‘mimpi ngeri’ kepada pihak pemerintah. Ianya begitu menakutkan mereka yang mengimpikan kekuasaan dapat dipegang selama-lamanya. Akhirnya, pelbagai tuduhan, fitnah dan label-label jahat dilemparkan kepada PAS khasnya Ust. Ibrahim Libya. Alasan-alasan dicipta bagi membolehkan pihak pemerintah dengan mudah menangkap Ust. Ibrahim. Kerjasama antara pemerintah dengan pihak keselamatan mula dilakukan dengan hebat.
Menjelang operasi penangkapan, Kg.Memali dipantau dan dikepung hampir seminggu lamanya. Pertambahan bilangan anggota keselamatan dari sehari ke sehari persis ingin menghadapi satu bala tentera musuh yang besar atau pengganas yang sangat merbahaya yang diperlukan segera. Cerita-cerita karut yang direka mengenai kegiatan Ust. Ibrahim dan pengikutnya di Kg. Memali disiarkan di dada akhbar bagi mengelabui mata orang awam. Ust. Ibrahim yang istiqamah mengajar anak-anak muridnya dikalangan orang tua dan anak muda di Madrasah yang dibinanya dimaklumkan mengajar fahaman salah dan sesat. Semuanya berlaku dalam tempoh menjelang operasi.
Sangat dahsyat. Tanggal 18 Nov 1985, hampir segenap penjuru kampung telah terkepung, dibimbangi ada sasaran yang terlepas keluar. Penduduk Kg. Memali yang begitu setia bersama guru mereka terus bermunajat kepada Allah memohon keselamatan dan bantuan. Persiapan persenjataan ala kadar dengan senjata ‘orang kampung’ disediakan kerana bagi mereka mempertahankan diri dan nyawa yang diancam adalah satu kewajipan yang sangat besar. Namun apalah sangat dengan senjata ‘orang kampung’ berbanding pihak pemerintah yang mengahantar bala tentera dengan kelengkapan seolah-olah menghadapi peperangan yang besar. Berpuluh-puluh kereta perisai disediakan, lori water canon, gas pemedih mata, senjata, pelbagai jenis polis disediakan termasuk Pasukan Polis Hutan dan segala macam kelengkapan lain.
Anggota polis berpecah kepada dua kumpulan akibat berlainan maklumat yang diterima mengenai siapa sasaran dalam operasi ini. Ada yang mendapat maklumat, mereka akan menggempur perkampungan saki baki Komunis dan ada yang mendapat maklumat mereka akan menghadapi kumpulan pemberontak kerajaan. Namun, atas arahan dari pemimpin tertinggi pasukan polis yang mesti ditaati, mereka akur juga walaupun ada yang mengetahui bahawa dihadapan mereka bukanlah Komunis. Selepas kejadian, maklumat diterima bahawa pada malam serangan ingin dilakukan iaitu malam 18 Nov tersebut, sebahagian anggota polis bersuka ria dan berpesta besar di sebuah balai polis di Negeri Kedah. Antara anggota polis yang terlibat didalam operasi ini termasuklah dikalangan mereka yang bukan beragama Islam.
Antara watak utama dibelakang operasi yang disebut ‘Ops Komunis’ ini, Musa Hitam (Tim. PM), Dato’ Yahya Yeop (pemimpin tertinggi Polis Negeri Kedah) dan Dr.Mahathir sendiri . Mereka inilah yang memainkan peranan utama bagi memastikan tertangkapnya Ust Ibrahim Libya pada tarikh tersebut.
Keesokannya harinya, tanggal 19 Nov 1985, selesai Solat Subuh, Ust Ibrahim terus memberikan taujihat penuh bermakna kepada para pendokong perjuangan yang terdiri dikalangan anak-anak muridnya yang setia dengan majlis-majlis ilmu beliau. Antara lain, beliau mengingatkan kepada ahli jama’ah supaya jangan ada yang lari dari perjuangan yang sedang dihadapi ini serta menyebut mengenai kelebihan mati syahid. Seluruh ahli jama’ah semakin kuat azam dan tekad untuk tidak menyerahkan Ust Ibrahim kepada pihak pemerintah. Mereka rela mati demi mempertahankan As-Syahid.
Antara mereka yang rapat dengan Ust Ibrahim ialah Sdr. Yusuf Husein dan Pak Teh Mat Piah (sudah meninggal). Mereka inilah antara yang kerap melakukan rundingan dengan pihak keselamatan pada hari tersebut agar mengelakkan berlakunya pertumahan darah khasnya orng ramai. Namun, Ust Ibrahim tegas dengan pendiriannya untuk tidak menyerahkan dirinya kepada kerajaan yang zalim kerana baginya, beliau tidak melakukan apa-apa kesalahan atau jenayah. Tugasnya hanya memberi nasihat kepada pemerintah yang begitu kuat menganut fahaman Nasionalisme dan Sekularisme yang bertentangan dengan Islam.
Berita kehadiran anggota polis untuk menangkap Ust Ibrahim akhirnya berjaya dihidu oleh pasukan tentera Malaysia yang berada di Negeri Kedah. Bahkan dikalangan mereka juga terdapat anggota-anggota yang sering mengikuti pengajian-pengajian agama daripada Ust Ibrahim. Beberapa orang dikalangan mereka akhirnya bergegas ke Kg. Memali dan memberikan peringatan kepada pasukan polis agar mengelakkan serangan. Dengan bilangan mereka hanya beberapa orang membuatkan pihak polis tidak mempedulikan. Dikalangan anggota tentera ini ada yang menyebut, “ingat ! hari ini hari kamu. Boleh jadi satu masa nanti kita akan bertempur”. Lalu mereka meninggalkan tempat tersebut.
Setelah dilihat Ust Ibrahim enggan lagi bertemu mereka, akhirnya orang kampung diberi arahan agar berundur ke belakang. Serangan akan dilancarkan. Namun, untuk menerima arahan tersebut tidak semudah itu. Penduduk kampung yang terdiri dikalangan orang tua, kaum ibu, pemuda, wanita dan anak kecil dengan penuh keberanian melaungkan kalimah ‘Allahu Akbar’ berkali-kali bagi menggerunkan pihak musuh. Parang panjang yang sering digunakan dikebun untuk tugasan harian, digenggam erat bagi menghadapi kemungkinan-kemungkinan. Ibu-ibu dengan parang dan buluh-buluh panjang menghalau pasukan polis. Anak-anak kecil yang masih tidak mengerti apa itu perjuangan menghadapi pasukan polis bersenjatakan parang dan pisau.
Pihak keselamatan yang panik akhirnya melepaskan gas pemedih mata dan water canon ke arah orang kampung yang kukuh berdiri tidak mahu berganjak. Seorang kanak-kanak terkena serangan tersebut lalu pengsan dengan mulutnya yang berbuih. Melihat anak kecil tersebut menjadi mangsa, lantas seorang penduduk yang dikenali dengan panggilan Cikgu Shafi’e nekad untuk melakukan serangan balas. Parang ditangan digenggam dan terus berlari ke arah anggota polis. Subhanallah. Belum sempat parangnya singgah ke tubuh anggota polis tersebut, sebutir peluru terus menembusi dadanya. Cikgu Syafi’e menjadi korban pertama tragedi tersebut.
Jerit pekik penduduk semakin kuat apabila serangan bertalu-talu dari kereta perisai polis dilakukan. Seorang demi seorang tumbang menerima hadiah peluru dari Kerajaan Barisan Nasional. Rumah Ust. Ibrahim dirempuh kasar. Akhirnya peluru menghinggapi juga tubuh ulama’, pendakwah dan pemimpin gerakan Islam ini. Diatas ribaan isterinya, beliau menghembuskan nafas. Beliau sempat bertanya, “abang kena apa?”. Si isteri menjawab, “abang ditembak”.
Menjelang waktu Zohor, hujan renyai-renyai turun membasahi Kg. Memali. Hujan rahmat yang turun sebagai saksi kezaliman pemerintah yang rakus mengahdapi rakyat yang serba kekurangan. Operasi pembersihan dilakukan segera agar bau bangkai jenayah mereka dapat ditutup dari pengetahuan rakyat Malaysia. Mangsa yang terkorban diangkut ke dalam trak-trak polis. Didalamnya turut dimuatkan beberapa ekor anjing buat menemani para syuhada’. Ada penduduk kampung yang tercedera disepak terajang. Mereka menyebut, “ ada lagi yang belum mati”. Semua penduduk kampung disumbat ke dalam trak polis untuk dibawa ke balai. Yang cedera dibawa ke hospital. Maklumat dijaga agar tidak sampai kepada media atau orang ramai. Tahanan diugut agar merahsiakan kejadian.
Beberapa hari kemudian barulah mereka dibebaskan. Jenazah dipulangkan semula dengan bilangan korban seramai 14 orang semuanya. Maka bermulalah perbalahan diantara pihak berkuasa agama (Majlis Fatwa Kebangsaan) dengan penduduk. Mereka mendakwa Ust Ibrahim Libya dan 13 yang lain mati sebagai Syuhada’ dan perlu diuruskan sebagai orang mati syahid. Pandangan ini diambil dari tuan-tuan guru di pondok-pondok Negeri Kedah yang melihat bahawa mereka ini mati kerana mempertahankan agama dan nyawa mereka. Bagi pihak berkuasa agama dibawah pemerintah, mereka terus ditekan untuk mendakwa Ust Ibrahim dan lain-lain mati sebagai Bughah (penderhaka kerajaan Islam) dan wajib diurus sebagai orang mati biasa. Penduduk tetap dengan keyakinan mereka. Akhirnya para korban diurus sebagai syuhada’ dengan tidak dimandikan beserta pakaian mereka yang masih basah dengan darah yang terus mengalir walaupun telah beberapa hari ditembak.
Sehingga hari ini, kes ini yang telah beberapa kali dibawa ke mahkamah sunyi sepi tidak berbunyi lagi. Kes yang masih berada di dalam fail mahkamah ini tidak dipedulikan oleh Menteri Penerangan Malaysia (sebelum ini) iaitu Dato’ Zainudin Maidin. Beliau memperalatkan beberapa klip video tragedi Memali ini untuk menyerang PAS sebagai gerakan ekstremis, radikal, militan dan sebagainya selepas pasca 11 Sept 2001 dengan menggambarkan orang PAS menyerang anggota keselamatan. Hari ini, genap 23 tahun tragedi Memali yang meragut nyawa mereka yang tidak bersalah dan mencederakan beberapa anggota polis yang memang mereka ini tidak tahu pun tujuan sebenar dihantar ke sana pada tarikh tersebut. Mereka tidak bersalah. Bahkan seorang demi seorang orang kampong yang sepatutnya menjadi saksi dimahkamah untuk memfailkan saman kepada kerajaan Barisan Nasional kini telah menghadap Allah s.w.t.
Selepas kejadian tersebut, setiap tahun PAS mengadakan sambutan memperingati Tragedi Memali. Saban tahun juga ada sahaja anggota polis yang secara diam-diam menyalurkan sumbangan kepada PAS, kepada balu-balu syuhada’ dan memohon kemaafan atas kesilapan mereka. Melihat kepada situasi anggota polis yang sangat sedih dan terkilan dengan kejadian ini yang bukan dengan kerelaan mereka dan sangat terharu dengan sambutan memperingati syuhada’ ini , akhirnya atas nasihat dari pimpinan, sambutan yang berjalan beberapa tahun tersebut dihentikan. Wallahua’lam.
Catatan: Sejarah ini saya paparkan semula bukan dengan niat untuk memprovokasi mana-mana pihak, tetapi sekadar ingin mengingatkan semula generasi hari ini khasnya anak muda bahawa kebangkitan perjuangan Islam pada hari ini adalah hasil pengorbanan generasi terdahulu yang sejarahnya penuh dengan darah dan air mata. Semuanya demi melihat Islam tertegak. Mudah-mudahan sejarah ini menjadi inspirasi untuk kita terus istiqamah, sabar, dan terus berada diatas landasan ini.
Saya juga memohon maaf sekiranya ada maklumat yang saya sampaikan ini tidak tepat kerana semua ini hanya maklumat dari ingatan saya sahaja. Anda boleh merujuk semula buku yang ditulis oleh Cikgu Non (CN Al-Afghani) yang menulis buku ‘Suamiku Kekasih Allah atau buku terbitan PAS Pusat hasil temuramah dengan Sdr. Yusuf Husein (sekarang pimpinan PAS Kedah) atau VCD Ops Hapus Komunis. Jika ada kesalahan, tolong maklumkan di ruangan komentar dibawah ini. Jazakallahu khairan kathira.
Rujukan video :
http://www.youtube.com/watch?v=bOaGU_AsZmc